Tuesday, February 7, 2012

Panas...panas...panas !

        Parah nih AC kantor udah dua hari mati. Di gedung yang tertutup kaya gini kalo AC mati, udah panas terus pengap lagi. Karyawan pada kipas-kipas sebagian yang cowok malah ngantor pake kaos, pake kemeja sumuk (gerah). Lucunya bagian Finance, pasang kipas angin swadaya hahaha. Ampun deh kalo kelamaan begini bisa-bisa yang cewek ngantor ala Nikita Mirzani. Wow sexy bo'.
     Yang mantau berita di TV, internet dan surat kabar pasti pada tahu berita apa yang lagi 'panas'. Ibu AS ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus wisma atlet. Si ibu cantik yang pernah menjadi Putri Indonesia ini sebenarnya punya prestasi yang bagus, sayang banget mesti tersandung kasus. Kalo udah nyebur ke dunia politik mah udah banyak intrik-intrik. Kadang yang bener jadi salah atau sebaliknya.
    Kalo dicermati rasanya makin banyak yang terlibat kasus itu adalah ibu-ibu. Sebut saja Ibu MD, Ibu MG, dan Ibu NN. Seiring dengan emansipasi wanita yang memberikan peluang bagi wanita untuk berprestasi dan mencapai kedudukan tinggi, makin banyak juga tantangan dan godaannya. Salah satu godaannya adalah wanita itu biasanya gampang 'panas' kalo lihat wanita lain lebih wah.
    Panasan kalo liat wanita lain pake tas-tas branded dan perhiasan mentereng. Apalagi kalo temennya update terus soal fashion, dan hobi mondar-mandir ke luar negeri buat beli tas atau sepatu keluaran terbaru. Ditambah temen gaul udah nawarin terus barang-barang dagangannya. Siapa yang nggak iri coba, jadi kepengen khan. Dan kalo gaji bulanan nggak mencukupi buat gaya hidup seperti itu mulailah mencari celah-celah obyekan. Cari obyekan sih sah-sah aja, selama halal atau minimal tidak merugikan rakyat dan negara lah. Asal tahu saja tas-tas branded gitu harganya mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Bahkan untuk limited edition bisa mencapai hampir satu milyar rupiah. Mau sebulan dapat gaji Rp 50-100 juta cepet abis juga kalo belanjanya harga segitu.
     Tergiur oleh gaya hidup yang konsumtif juga seringkali menjadi pemicu para abg untuk menjajakan diri. Dalam liputan di salah satu TV swasta, abg itu mengungkapkan selain untuk uang sekolah, uang yang mereka dapatkan untuk membeli baju atau handphone canggih. Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat memacu derasnya arus informasi , yang tidak dapat dipungkiri bisa mempengaruhi pola pikir manusia.
      Para produsen barang-barang bermerek tersebut punya sasaran pasar mereka sendiri. Tidak salah jika mereka menetapkan harga sesuai konsumen mereka. Kita sendirilah yang harus menentukan sikap, apakah sebenarnya barang-barang tersebut betul-betul diperlukan atau tidak. Jika memang ingin membeli, menabung terlebih dahulu atau membeli secara mencicil bisa menjadi pilihan. 
      Dikenai pasal hukum jelas menjadi ganjarannya jika ketahuan punya obyekan 'haram'. Kalo toh tidak ketahuan manusia, tetap ketahuan oleh Tuhan dan Malaikat. Dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti.
      Masih mau jadi orang yang 'panasan' ???.
 

No comments:

Post a Comment