Friday, December 30, 2011

Pondok Losari, Wr Buncit

  
   Lupa abis pulang darimana trus mampir ke tempat ini. Tempatnya sebelum lampu merah Republika, Pejaten. Agak di dalam, satu area dengan Gudeg Bu Hani. Kalau tidak teliti kemungkinan kebablasan lihat plangnya di jalan. Pondok Losari ini menyediakan makanan dan minuman dari Makasar. Kalau dilihat di daftar menu ada Soto Makasar,Pallu mara,Es Pallu Butung,Buras dll . 
    Sebenernya saya sudah pernah makan di tempat lain tapi nggak afdol rasanya kalau nggak pesen Coto Makassar (Rp 16 ribu).Sebagai pendampingnya saya memilih Buras (Rp 1500/buah) daripada nasi. Dan minumnya Teh Tawar (maap yang ini dah lupa harganya).


    Hmmm semangkok penuh. Bumbunya pekat berasa banget. Di kucurin air jeruk nipis sama sambal dulu sebelumnya. Lantaran Coto nya cukup banyak, jadi abis dua deh Burasnya. Aduuh kenyang ... blenger ...

Pondok Losari 
Jl. Warung Buncit Raya No. 22, Jakarta 
Telp  (021) 7919807
  

Thursday, December 29, 2011

(04) Pindang Patin, SumSeL


   Tren makanan sehat kembali digembar-gemborkan dimana-mana. Sebenernya sih dari dulu orang sudah pada tahu tapi khan di dunia ini makanan nggak terhitung macamnya. Ya jadi makan macem-macem deh. Ikan termasuk dalam jenis makan sehat. Jadi pengen ikan nih. Saya jarang beli ikan kalau makan diluar (bilang aja di warung nasi/warteg) , dikhawatirkan bukan ikan segar atau sudah dimasak berhari-hari. Bisa bikin alergi. Kecuali warung-warung tertentu yang saya udah percaya ya atau di restoran.
     Buat masak di rumah juga saya jarang beli ikan sendiri, biasanya si Mama yang beli. Ikan yang dibeli rata-rata yang dibawa sama yayuk sayur keliling. Kalau gak bawal, ikan mas atau ikan patin. Ngomongin soal ikan patin. Menurut para ahli gizi, ikan patin ini mengandung protein tinggi.
    Biasanya ikan patin cuma digoreng saja atau digoreng terus disambelin (sebelas dua belas itu mah hehehe). Lantaran ikan patin ini berlemak dan kalau digoreng lemaknya mencair, begitu keluar dari penggorengan wujudnya udah kisut :D. Pernah juga dikasih sama tetangga, ikan patinnya dimasak urip-urip (dimasak bening dengan cabai,tomat,blimbing wuluh) rasanya segar.
    Nyari resep masakan ikan patin ketemu nih resep Pindang Patin dari Sumatera Selatan. Beberapa referensi menyebutkan kalau makannya bisa dibarengin sama lalapan dan sambel terasi. Tapi menurut saya nggak pake sambel juga nggak apa-apa, khan udah ada merconnya cabe rawit utuh. Resep dibawah ini adalah hasil utak-atik browsing-an yang sudah disesuaikan dengan selera saya.

    O iya jangan lupa nyediain nasi putih anget yaa !. Selamat Makan (^_^)).

   PINDANG PATIN
------------------------
BAHAN :
1 kg Ikan Patin, buang kepalanya
  potong-potong lumuri air jeruk nipis
1 ltr air
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih
5 buah cabai merah
10 buah cabai rawit
3 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
2 ruas jahe, memarkan
1 ruas kunyit, bakar
2 sdm kecap manis
1 sdm gula merah
2 sdm air asam jawa
200 gr tomat merah/hijau, potong-potong
6 buah belimbing sayur/wuluh, potong-potong
1/4 buah nanas muda, potong-potong
Daun kemangi, petiki daunnya
garam secukupnya

CARA MEMBUAT :
1. Haluskan bawang merah, bawang putih,cabai merah dan beberapa potong nanas.
2. Rebus bumbu halus,salam,serai,kunyit dengan air sampai mendidih.
3. Masukkan ikan patin dan sisa bahan lainnya (kec. kemangi)
4. Masak sampai matang. Masukkan daun kemangi sesaat sebelum diangkat supaya tetap segar.


Wednesday, December 28, 2011

Ah Mei Cafe, PenVill

    Jelajah rasa kali ini mampir di PenVill alias Pejaten Village. Saya kesana bersama seorang rekan kantor. Pilihan kami jatuh pada Ah Mei Cafe yang ada di lantai satu mall. Sederetan dengan resto lainnya, Ah Mei Cafe menawarkan menu makanan melayu Singapore. Sebenarnya ini kali kedua saya makan di tempat ini, waktu pertama kali saya pesan Mie Laksa. Wah tapi tidak ada catatan tuh, maklum ditraktir.
    Bolak-balik daftar menu (saya kalau lihat daftar menu emang lama, dibacain satu-satu, dibandingin harganya dulu huehehe). Menu yang ada beragam antara lain mie goreng mamak, laksa, kaya toast, roti prata plus kari, ada juga teh/kopi tarik. Karena lapar saya mau makan nasi saja, jadilah pesan Chicken Hainan Rice (Rp 30 ribu) dan Ice Coffee Tarik (Rp 18 ribu). Waitress nya sempat bertanya saya mau ayamnya yang rebus atau panggang. Pengen tahu rasa orisinilnya ya ayam rebus.
     Setelah menunggu beberapa saat sambil ngobrol ngalor ngidul, akhirnya pesanan saya datang. Oo..ow agak kaget waktu lihat Chicken Hainan Rice nya. Dalam hati ''wah ini sih kidz portion''. Nggak kenyang nih keliatannya.

--- Chicken Hainan Rice ---

    Nasi yang dimasak dengan kaldu ayam ini disajikan dengan ayam rebus (sesuai pilihan saya), separuh telur rebus, kuah kaldu serta condiment kecap, saus cabai, saus jahe - bawang putih. Soal rasa nggak protes lah ya. Saus jahenya kurang berasa, nggak masalah sih itu khan cuma pelengkap aja ya.  Tapi coba kalau telurnya satu bukan separuh, cetakan nasinya agak gedean lagi, trus ayamnya dibanyakin hahahaha. Intinya sih porsinya kurang gede, nanggung.
     Ice Coffee Tarik nya lumayan menolong untuk bikin kenyang. Rasa kopinya cukup kuat. Dibanding teh tarik, saya memang lebih suka es susu kopi ini.

 --- Ice Coffee Tarik ---
     Salah satu yang menarik untuk dicermati adalah interior nya. Pernak-pernik jadul dijadikan hiasan di cafe yang tidak terlalu luas ini. Mulai dari teko/cangkir seng, termos jadul, mangkok ayam, sampe rantang ikut mejeng diatas ambalan. Barang-barang yang saat ini mulai langka itu bisa jadi membangkitkan kenangan para pengunjung untuk kilas balik ke masa-masa silam.

--- Interior Ah Mei Cafe ---  


Hug the oven ;D

      Aloha !... Masih ingat nggak sama Femina edisi hidangan Lebaran yang saya ceritain disini. Nah di halaman belakang kumpulan resep itu ada kuisnya tentang alasan kenapa kita beli buku tersebut. Jawaban dikirim bersama dengan pilihan hadiah yang diinginkan. Ada empat pilihan hadiah : 1. Microwave ; 2. Blender & Mixer ; 3. Paket Tupperware ; dan 4. Oven Toaster. Lantaran belum beruntung dapat   doorprize pas demo masak, ya sudah saya kirim-kirim saja.
     Setelah dua bulan berlalu, saya dapat email dari redaksi femina yang mengabarkan kalau saya dapat Oven Toaster Electrolux. Percaya gak percaya, awalnya ragu jangan-jangan cuma tipu-tipu nih. Eh nggak taunya beneran. Seneengnyaaa !. Nih ovennya ...

    Seingat saya waktu itu ngirim 2 sms untuk hadiah Microwave dan 3 sms untuk hadiah Oven ini. Alhamdulillah ya, memang saya kepengen punya oven listrik. Di rumah adanya cuma oven tangkring, yang rada susah buat manggang cake soalnya suhunya nggak stabil. Bisa buat praktikum bikin cake nih. First trialnya buat bikin Bluder Tape Keju . Tapi maklum aja oven baru masih penjajakan, masih ngira-ngira berapa lama pake api bawah trus kapan bisa tukar api atas. Latihan lagi ah !.
      

Thursday, December 22, 2011

Scarlet #3 : Ngantuk

Mendung tak berarti hujan , tapi ...
Menguap biasanya positif berarti mengantuk
      Sesuai dengan undang-undang lalu lintas, pengendara kendaraan bermotor dihimbau untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan. Maka dari itu pengemudi yang mengantuk disarankan untuk menghentikan kendaraan dan beristirahat sejenak. Hal itu dilakukan untuk menghindari kecelakaan yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
   Pagi itu saya berangkat ke kantor seperti biasanya. Karena tidur larut malam, berangkat ke kantor dengan kondisi masih ngantuk dan males-malesan. Begitu naik angkot langsung nyari tempat pewe (posisi wuenak) dan zz..zzzz terlelap. Sampai di kampung melayu, saya menuju deretan M16 yang lagi ngetem. Naik trus duduk di pojokan. Asyik nih gak gitu penuh angkotnya, lanjut tidur aaahh !.
    Abis itu tidur...kebangun...tidur lagi... kebangun lagi... 
Eh lho...lho ini di pertigaan Jambul koq gak belok. Apa mau muter di depan ya daripada nungguin lampu merah ?. Tapi koq malah bablas terus ke Cililitan, gimana ini. Tengak-tengok kiri kanan, liat angka di kaca belakang mikrolet.
Whattt ???!... 06...!
Bukan M16 yang saya naikin tapi M06, pantesan ke Cililitan ...wheww...
     Akhirnya saya turun di Cililitan, nyambung lagi metromini ke Kalibata. Hhuff ternyata bukan hanya pengemudi mengantuk yang beresiko tetapi penumpang yang mengantuk juga beresiko . Lain kali melek dulu, baca baik-baik, baru naik deh.


(03) Rawon , JaTim

     Rawon merupakan makanan dari daerah Jawa Timur, semacam sup daging berwarna kehitam-hitaman karena memakai bumbu khas yaitu Kluwek. Makanan ini termasuk favorit keluarga saya karena alm. bapak juga orang Jawa Timur. Waktu Halal bi halal RT kemarin sengaja kami memilih masak nasi rawon komplit. Buat yang kepengen buat Rawon juga diposting resepnya nih , dikutip dari sini . Lebih kurangnya sesuaikan dengan selera masing-masing yaa.
    RAWON
--------------
BAHAN :
500 gr daging 
(paling enak bagian sandung lamur), potong2 dadu
1,5 liter air
2 batang sereh, geprak
3 cm lengkuas, geprak
5 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
2 sdt air asam
Garam & gula pasir secukupnya
4 tangkai daun bawang, bersihkan & potong 2-3cm
4 sdm minyak sayur untuk menumis

Bumbu halus:
2 buah cabe merah
8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
2 sdt ketumbar sangrai
½ sdt jintan sangrai
2 cm kunyit
2 cm jahe
4-5 buah keluak yang bagus, ambil dagingnya 

Pelengkap:
Taburan bawang goreng
Sambal terasi
Taoge pendek/kecambah
Kerupuk udang
Telur asin
Lalapan (ketimun, kemangi)

CARA MEMBUAT :

1. Rebus air sampai mendidih.
2. Sementara tunggu mendidih panaskan minyak, tumis bumbu halus,
   sereh, lengkuas dan daun jeruk sampe wangi dan pekat.
3. Masukkan potongan daging & air asam, aduk-aduk sambil terus 
   ditumis sampe daging berubah warna dan kaku.
4. Masukkan tumisan ke dalam air yang sedang mendidih, tambahkan 
   garam & gula, tutup & kecilkan api. Masak sampai daging empuk
  (kalau kuahnya kurang, tambah air).
5. Setelah daging empuk, masukin irisan daun bawang. Aduk rata & 
   didihkan sekali lagi, angkat.
7. Sajikan hangat dengan nasi putih dan pelengkap.
8. Jika ingin bumbu lebih meresap, buat rawon sehari sebelum 
   disajikan.

    Kunci membuat rawon yang enak juga ada pada pemilihan kluwek yang digunakan untuk bumbu. Ada beberapa tips untuk memilih kluwek yang baik mutunya :
- Pilih yang batoknya tidak berjamur.
- Kocok-kocok, ambil bila terasa berat dan koplok biasanya daging buahnya
  bagus dan berwarna hitam.
- Daging buah yang bagus berwarna hitam pekat, jangan ambil bila berwarna 
  kelabu atau berjamur, karena itu kluwek yang sudah kadaluwarsa. Kalau 
  dagingnya agak putih, berarti kluweknya masih muda. 
- Pecahkan batoknya dengan ulekan batu atau martil. 
- Ambil sedikit dagingnya dengan sendok teh, cicipi, kalau pahit jangan digunakan. 
- Kluwek yang bagus bentuknya bulat seperti bentuk batoknya dan utuh, tapi 
  kalau dapat yang sudah mengering dan menempel pada batoknya tidak 
  apa-apa, asalkan tetap berwarna hitam pekat dan tidak pahit. 
  Masih bisa dipakai, asal direndam dulu dengan air panas.

Wednesday, December 21, 2011

Halal Bi Halal RT

     Horreee ... mama dapet arisan RT !. Seperti pada umumnya jika dapat kocokan arisan maka akan menjadi tuan rumah untuk barisan bulan depannya. Nah arisan di rumah saya ini diadakan sekaligus dengan Halal bi Halal Idul Fitri. Wah saya langsung kebayang mesti masak banyak nih. Mau masak apa ya ??!. Seringnya tetangga-tetangga saya kalau acara halal bi halal menyajikan lontong opor atau ketupat sayur. Biar nggak bosan kita milih menu makanan yang nggak umum.
     Keputusan jatuh pada Nasi Rawon Komplit, makanan Jawa Timur daerah asal bapak saya. Awalnya kita masih mikir-mikir pada doyan nggak orang-orang sama makanan kaya gitu. Tapi mengingat orang betawi punya masakan Gabus kuah pucung (kluwek), rasanya mereka bakal doyan aja tuh. Tadinya untuk pelengkap mau ditambah dengan Perkedel Tempe tapi Mama menyarankan Perkedel Kentang aja. Perkedel yang akhirnya menjadi tragedi itu hahaha...tragedi apa ??? terusin aja bacanya ya.
     Nasi Rawon Komplit ini terdiri dari nasi putih, rawon, telur asin, perkedel kentang, sambal terasi, kerupuk udang dan lalapan 3K (kecambah, ketimun, kemangi). Untuk minumannya disiapin Es Fruit Cocktail. Tim masak-masak cuma bertiga Mama, saya, dan Intan -adik saya-. Bakal kerja keras tampaknya, bikin masakan untuk 50 orang tamu plus buat makan kita sendiri. Adik ipar saya kebagian bantu ngulek bumbu-bumbu.
     Pulang ngantor saya langsung berjibaku dengan bahan-bahan fruit cocktail. Mama sudah mulai masak rawonnya, sengaja dibuat semalam sebelumnya biar bumbunya meresap. Kentang-kentang untuk perkedel pun sudah naik ke kukusan. Nah ini dia yang bikin gara-gara esok harinya.
    Beberapa hari lalu diskusi sama Mama, untuk bikin perkedel kentangnya diapain dulu. Kata Mama digoreng aja, sedangkan kata saya mendingan dikukus aja biar rupanya tetap kuning. Akhirnya usulan saya yang dipakai.
    Pagi-paginya kentang kukus itu diuleg trus dicampur sama bumbu-bumbu. Selesai diaduk rata walaaah koq lembek bener, gak bisa dibulet-buletin dong kalo gitu. Panik..panik...mesti diapain ini. "Dimana-mana bikin perkedel itu digoreng kentangnya!", "Lha udah tau mesti digoreng kenapa malah dikukus!". Mama kepikiran buat nyampurin adonan kentangnya pake ubi goreng biar agak kering. Ah tapi nanti rasanya aneh lagi. Ya udah akhirnya saya lari ke warung beli kentang lagi 2 kilo. Trus digoreng dan dicampur dengan separuh adonan perkedel tadi.
     Duh remake perkedel ini jadi nambah lama waktu masak. Untung siangnya sepupu saya datang, lumayanlah dapet pasukan bala bantuan. Huufff untung sebelum sore masakan udah kelar semua. Sesuai jadwal para ibu-ibu itu bakal datang jam 4 sore.
---  Rawon  ---

---  Perkedel hasil remake  ---
    Rawonnya kita taruh di Slow Cooker supaya tetap hangat, kalau udah berkurang di refill. Seneng deh pada doyan ternyata, yaa memang ada satu dua orang yang memang kurang suka kluwek/pucung. Makanannya juga  masih cukup buat nganterin ke beberapa rumah lagi. Gak lagi-lagi deh bikin perkedel kentangnya dikukus. Sayang banget kemaren separuh adonan (kentang 2 kilo) mesti kebuang. Pelajaran buat kalau ada acara masak-masak lagi.

---  Nasi Rawon Komplit ---


Friday, December 16, 2011

(02) Opor Kutai , KalTim


    Setelah cerita tentang Semur Betawi selesai, sekarang waktunya ulasan Opor Entok. Kalau opor ayam khan sudah biasa, nah sesekali bikin masakan yang di luar kebiasaan. Ini pake entok lho bukan bebek/itik. Entok itu yang pendek dan jalannya megal megol. Entoknya sendiri beli di tetangga belakang, punya lumayan banyak jadi dijual-jualin.
     Lantaran si Mama yang mau masak opor, jadi beliau sendiri yang mengurus dari bersihin entok sampai matengnya. Bumbu opornya sendiri menggunakan resep Opor Kutai (masih diambil dari Femina Edisi Hidangan Lebaran) yang salah satu campurannya adalah kelapa parut sangrai. Kebayang dong gurihnya. Mari ditengok resepnya ...

   OPOR  KUTAI
--------------
BAHAN :
1 ekor ayam ras, potong 12 bagian ----> diganti dengan entok
3 sdm minyak goreng, untuk menumis
6 lembar daun jeruk purut
1/2 butir kelapa, setengah tua, parut
  (sangrai hingga kecoklatan, tumbuk)
500 ml santan kental
1 sdm air asam jawa
1 1/2 sdt garam
1 sdt gula pasir
Bumbu halus :
10 butir bawang merah
4  siung bawang putih
50g kemiri, sangrai
1 sdm ketumbar, sangrai
1 sdt jintan, sangrai
1/2 sdt merica butiran, sangrai
3 batang serai, ambil bag. putihnya, memarkan
3 cm jahe
3 cm kencur

CARA MEMBUAT :
1.  Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan daun jeruk hingga harum.
2.  Masukkan potongan ayam, aduk rata. Masukkan kelapa tumbuk,
    tuangi santan, aduk rata.
3.  Masak diatas api sedang sambil sesekali diaduk agar santan
    tidak pecah. Masukkan air asam jawa, aduk rata.
4.  Masak hingga ayam/entok matang dan kuah mengental. Bubuhi 
    garam dan gula pasir. Masak hingga semua bahan matang. 
5.  Angkat, sajikan. 

    Giliran opornya sudah matang, Mama udah mblenger duluan gara-gara inget bau entoknya waktu dibersihin. Mau gak mau yang lain kebagian ngabisin entoknya. Kalau udah bosen makan opor, ayam/entoknya bisa dipanaskan dulu sampai kuahnya mengering terus digoreng.

 

(01) Semur Betawi , DKI Jakarta

       Seperti yang sudah saya bilang di posting sebelumnya kalau saya mau buat Semur Betawi untuk menu Lebaran tahun ini. Nah seperti gambar di atas lah wujud dari Semur Betawi hasil masakan saya. Resepnya sendiri diambil dari Femina Edisi Hidangan Lebaran : Lebaran Gaya Indonesia. 
     Resepnya saya ketik disini ya, siapa tahu ada yang mau nyoba masak juga.

  SEMUR BETAWI
--------------------------
BAHAN :
600 g daging sapi has dalam, potong 4x4 cm
100 ml kecap manis
3 butir cengkeh
2 cm kayumanis
3 lembar daun salam
3 batang serai, ambil bag. putihnya, memarkan
750 ml air
Bumbu halus :
12 butir bawang merah
6 siung bawang putih
2 sdt merica butir
2 sdt  ketumbar
1 sdt jintan
1/2 biji pala
2 cm lengkuas
2 cm jahe
2 sdt garam

CARA MEMBUAT :
1.  Lumuri  daging dengan bumbu halus, diamkan selama 1 jam hingga 
    bumbu meresap.
2.  Tuangi kecap manis, aduk rata.
3.  Masukkan cengkeh, kayu manis, daun salam dan serai. Aduk rata.
4.  Masukkan ke dalam panci, tuangi air.
5.  Masak dengan api sedang hingga matang dan daging empuk. Angkat.
6.  Sajikan dengan taburan bawang merah goreng.

    Ada beberapa tips tambahan nih : pertama, buat semur sehari sebelum disajikan agar bumbu lebih meresap ; kedua, gunakan panci tekan supaya daging lebih cepat empuk ; ketiga, biasanya orang Betawi menambahkan kemiri di bumbu halusnya agar semur lebih kental.

Menu Lebaran 2011

     Sekelumit kenangan dari Lebaran 2011, 31 Agustus lalu. Apalagi yang heboh dari perayaan hari raya kalau bukan soal makanan (dan pakaian tentunya). Selepas pulang dari demo masak hidangan lebarannya Femina, udah deh bolak-balik bukain kumpulan resepnya milih-milih mau masak apa. Kalau udah kaya gini, biasanya debat sama Mama urusan menu.Yang satu mau ini , yang satu lagi mau itu... hadeuh ribet dah ...
     Si mama mau masak entok, mau beli dari tetangga 2 ekor. Orang rumah teriak komen ''..sapa yang mau makan entok banyak-banyak...''. Ya sudah akhirnya masak maunya masing-masing saja. Karena Lebaran kali ini adik dan keluarganya lagi ada di Jakarta, kita masak Ketupat sendiri. Kalau pas mereka lagi di Sukabumi, biasanya kita beli aja. Wong di rumah cuma ada 3 orang doang. Kebetulan adik iparku pinter bikin kulit ketupat, dan bikin 200 buah kulit ketupat. Weiitts jangan mengira kita bakal masak sebanyak itu, yang buat di rumah cuma 40 buah kulit ketupat sisanya pesenan orang hehehe.
   
 
    Dari hasil musyawarah (yang lama banget mufakatnya itu) akhirnya diperoleh keputusan. Saya mau masak Semur Betawi dan Mama bakal bikin Opor Entok. Sayurnya sendiri Lodeh Pepaya Muda. Tanggal 29 Agustus masakan udah siap semua. Ternyata Lebaran ditetapkan tanggal 31 Agustus, mundur sehari dari jadwal di kalender. Semua masakan menginap dulu di kulkas. Se Indonesia Raya makan sahur terakhirnya pake Ketupat nih. Mau tahu tampilan menu Lebarannya ??!.
  ---  ki-ka : Ketupat, Opor Entok,  ---  
Semur Betawi, Sayur Pepaya Muda
     
     Wadeuh kerupuk sama sambalnya ketinggalan di foto. Belum lagi deretan kue kering yang juga tak sempat di foto. Begini nih kalau ada keponakan kecil umur 2 tahunan di rumah. Kemana-mana dibuntutin sampe mau jeprat-jepret aja susyah.


     

Friday, December 9, 2011

Sup Sip Thai , PI

     Well acara bukber (buka bersama) teman-teman seangkatan Teknik Industri UI sudah berlalu sekian lama, tepatnya tanggal 27 Agustus 2011. Untuk mengabadikan kenangannya maka saya tuliskan di blog ini. (yaelaah tahun depan juga ada bukber lagi, Insya Allah). Acaranya sendiri di Urban Kitchen, Plaza Indonesia. Nggak semua pasukan seangkatan datang sih tapi bisa rame juga mengingat sudah punya kesibukan masing-masing. Apalagi yang sudah menikah dan punya buntut (anak maksudnye).
   Sebenarnya saya bukan mau mengulas mengenai acara bukbernya, tapi pengalaman makan di Urban Kitchen nya. Suasananya sendiri seperti foodcourt, banyak stand-stand makanan. Saya datang sudah agak terlambat, sebagian ada yang piringnya sudah kosong (pindah ke perut isinya). Jadi lah saya keliling mencari makan sendiri, agak malas untuk keliling jauh-jauh saya memilih membeli makanan di depan meja tempat kami berkumpul.
     Di papan nama tertulis 'Sup Sip Thai', jelas menyediakan makanan yang berasal dari negri Gajah Putih itu. Saya pun memilih Duck Noodle Soup seharga sekitar Rp 27-30 ribu (maaf sudah agak lama jadi lupa hehehe).
--- Sup Sip Thai , Urban Kitchen ---

     Intinya makanan ini adalah mie kuah plus daging bebek, semangkuk besar mie datang dengan komplimen saus sambal dan saus cabe. Karena saya termasuk orang yang suka pedas, ya sudah 2 sendok saus cabe pun masuk dalam mangkok. Aduk dan cicipi. Jiaahh kenapa asem beginii !. Masa' sih mie kuah rasanya asem. Usut punya usut ternyata saus cabenya yang bercita rasa asam. Masakan Thailand memang sering memakai unsur asam, contohnya Tom Yam Gong (atau Tom Yam Kung ya?). Kayanya saya kebanyakan ngasih saus cabenya deh.
--- Duck Noodle Soup ---
     Overall Duck Noodle Soup nya hangat segar tapi kuah kaldunya kurang berasa dan kuahnya kebanyakan. Kalau nggak habis dibuang khan, sayang dah jadi mubazir. Kebetulan saya punya foto dengan mangkok mie nya di depan saya. Gede khan mangkoknya.
 
    Ada yang unik nih, kalau di rumah panci-panci butut diumpetin biar gak malu-maluin dilihat orang. Eh disini di Urban Kitchen malah dipajang buat dekorasi. Apa panci-panci lawas saya disumbangin aja kesini ya  biar berguna :D.


 

Tuesday, November 22, 2011

Cooking Demo Femina : Spesial Lebaran

     Sebenarnya acara ini sudah lama Sabtu, tanggal 6 Agustus 2011 (ini sih sudah lama banget ya) tapi baru sempat di posting sekarang. Dikarenakan  berbagai kesibukan (plus kemalasan :p) yang mendera akhir-akhir ini. Awalnya tahu info adanya Cooking Demo ini ya dari webnya majalah Femina . Ceritanya tuh Femina meluncurkan buku resep lebih tepatnya kumpulan resep yang berisi Resep Warisan Nusantara untuk Hidangan Lebaran. 
     Ya sudah deh saya beli lah itu Kumpulan Resep seharga Rp.30 ribu rupiah. Jujur aja bukan hanya karena tertarik pada resep-resepnya tapi Belly Ban yang ada di sampul depan buku ini bisa berfungsi sebagai tiket gratis ikut Cooking Demo buat 2 orang dan bisa ditukar dengan Goodie bag di tempat acara (teteup ada udang dibalik rempeyek hehehe).
     Lokasi Cooking Demonya di La Piazza, Kelapa Gading. Akhirnya saya mengajak rekan satu kantor untuk ikut serta. Ada satu hal yang agak merepotkan yaitu Dress Code nya , warna Oranye !. Saya nggak punya baju warna Oranye lantaran warna itu tidak termasuk warna favorit saya. Masa sih mau pinjam, malu ah. Tiap pulang kerja jadi deh saya intap-intip Dept. store nyari-nyari baju. Setelah sekian hari Bolero Oranye pun dipilih dan dibawa pulang.
    Hari H tiba, kita ke La Piazza langsung dari kantor.Pengumuman : ini pertama kalinya saya ke La Piazza lho. Sampai sana acara belum dimulai, daftar ulang dulu dan ambil Goodie bag. Abis itu duduk-duduk dulu sambil tengok kiri-kanan lihat suasana. Sebagian besar peserta adalah wanita, kalaupun ada bapak-bapak bisa ditebak mereka pasti diminta oleh para ibu-ibunya untuk nemenin. 
   --- edisi hidangan lebaran ---
--- set dapurnya --- 
     Di depan sudah siap set dapur dari untuk Cooking Demo. Oiya yang meragain masak-masaknya Chef Ragil Wibowo dipandu MC Harsya Subandrio. Masakan yang didemokan yaitu Rendang Paru Kering, Lapis Legit Prune dan Kue kering Lidah Kucing. Huufh saya nggak berhasil ngambil gambar MC nya, abis orangnya jalan kesana kemari jadi susah fotoinnya.
 
     --- aksi sang chef --- 
     Selain masak juga ada demo merangkai bunga dan dekorasi meja. Sesudah acara ada pembagian Doorprize, macam-macam dari mulai paket sabun cuci piring, rice cooker sampai oven. Hadeuh ngarep banget dapat Oven tapi memang bukan rejeki saya. Kalau di sinetron ada Putri yang Ditukar maka kali ini ada Doorprize yang Ditukar. Pemenang Oven tertukar dengan pemenang Rice Cooker, tampaknya panitia kurang teliti memperhatikan tampang pemenang Doorprizenya. Peserta acara pada kasak-kusuk ngomongin insiden ini. Kebetulan yang menang Oven (tapi dikasih rice cooker) duduknya nggak jauh dari saya. Pas saya tanya kenapa ibu itu tidak protes ke panitia, dia menjawab tidak enak hati sama yang lain.
     Acara selesai bertepatan dengan azan Magrib, peserta acara dibagikan Takjil dan teh botol. Nggak sempat fotoin Takjilnya, udah keburu dimakan. Sampai rumah langsung dibongkar Goodie bagnya buat absen apa aja isinya. Ada permen, biskuit, sampel kue kering, sabun cuci piring, margarin dan buku resep.  
--- isi goodie bag ---


Monday, November 14, 2011

Quote Of The Day


Your talent is God's gift to you.
What you do with it is your gift back to God.

( Leo Buscaglia )



* Hayoo kenali dan maksimalkan potensi masing-masing mulai sekarang juga *


Scarlet #2 : Opak Singkong


    Musim sudah bergeser ke musim hujan, guyuran air mulai rutin menyambangi Jakarta saban sore hari. Dampak negatif hujan sore hari adalah Macceettt !, ketika jam pulang kerja. Berhubung untuk naik angkutan umum harus terlebih dahulu naik ojek dari kantor saya, maka nunggu dulu hingga hujan agak reda. Masih hujan gerimis, jika cuaca dingin-dingin begini efek sampingnya biasanya tidak jauh dari dua hal, yaitu : ngantuk dan lapar !. Baiklah, saya tidak mengantuk tapi saya lapar... hiks hiks..
    Saat mikrolet sudah melewati perempatan Jambul (dari Kalibata ke arah Dewi Sartika) naiklah seorang pemuda, yaah mungkin umurnya dibawah 20 tahun. Sepertinya habis jualan, dia menjinjing dua kantong plastik besar, satu berisi kerupuk putih dan satunya lagi berisi Opak (kerupuk dari singkong). Wah pas bener nih buat cemal-cemil...nanya-nanya dulu ah sama yang jual.
    Saya           : "Berapaan nih ? " (nunjuk sebungkus opak)
                        Sebungkus isinya 3 buah opak yang berukuran selebar piring.
    Yang jualan : "Gocengan (Rp. 5.000) Teh"
    Saya           : (dalam hati) What??!
    Yang jualan : "Ambil tiga Rp.10.000" 
                        (kayanya dia lihat ekspresi ogah-ogahan saya hehehe)
      Saya           : "Ah gak usah banyak-banyak, satu aja"
                        (sambil memilih opak)
    Setelah mengambil opak, tanpa menawar saya kemudian menyerahkan selembar uang Rp.10.000 .
    Yang jualan : "Ya udah, goceng dua deh"                                     
                       (menyerahkan kembalian Rp. 5.000 dan sebungkus opak lagi)
       Saya        : (mikir) Dari Rp 5.000 , trus Rp. 3.300, terakhir jadi Rp 2.500 
                        sebungkus. Ga ditawar aja harganya turun terus, apalagi 
                        ditawar ya.
     Jadi sebenarnya harga jual Opak sebungkus tadi pasarannya berapa sih ?!. Ada yang tahu ???.


Kepiting Dandito - Balikpapan

    Meskipun judulnya ada kata Balikpapan tapi bukan berarti saya pulang travelling dari sana lho. Kalau diajak gratisan sih mau mau aja. Kebetulan kantor saya punya rute penerbangan Halim Perdanakusuma - Balikpapan, sayangnya Cargo jadi nggak bisa nebeng. Dengar punya dengar ada dua brand resto kepiting yang tenar sampai ke Jakarta dan kota-kota lain sebagai oleh-oleh yaitu Kepiting Kenari dan Kepiting Dandito. Nama yang pertama itu hanya nama resto nya saja yang pakai embel-embel Kenari tapi nggak jual Kepiting Kenari beneran katanya. Kasihan lah sama kepiting kenarinya, khan sudah dikategorikan dalam hewan yang dilindungi.
    Salah satu rekan kantor titip beli kepiting Dandito pada flight crew yang bertugas ke Balikpapan. Penasaran kaya gimana rupanya para kepiting seberang laut itu, saya pun ikut memesan. Esok hari satu box kepiting dijadwalkan tiba, saya sudah membayangkan makan kepiting pedas dengan nasi putih hangat hmm yummy.
    Kepiting siap makan (sudah dimasak) itu saya tebus dengan harga Rp 120 ribu. Saya tanyakan ke rekan kantor, dia pesankan kepiting saus apa. Dia bilang Saus Asam Manis. Jreng..jreng.. berarti nggak pedas dong!. Nggak seru makan seafood nggak pedas.
--- box kepiting dandito ---
      Baiklah kepiting sudah ditangan,sampai rumah baru dibongkar boxnya. Ternyata kepiting matang tersebut dibungkus dengan plastik tebal dan di sealed agar kedap udara.Isinya tiga ekor kepiting yang masing-masing dibelah dua. Setelah dicicipi rasanya, yaa sesuai namanya Kepiting Asam Manis (rada asin dikit sih).  Berhubung perlu perbaikan rasa, akhirnya kepiting tersebut mesti mendekam dulu dalam kulkas.
      Esok harinya, saya panaskan lagi kepitingnya plus tambahan bumbu bawang putih, merica,gula putih dan saus sambal. Biar mirip-mirip saus Padang gitu. Barulah dinikmati rame-rame dengan nasi putih hangat.
--- kepiting matangnya ---
       Ada sebagian orang yang tergila-gila dengan kepiting, tapi saya lebih milih udang daripada kepiting. Mama, saya dan adik-adik masing-masing cuma ngambil sepotong, 2 potong kepiting mesti mendekam di kulkas (lagi). Yang akhirnya saya ambil dagingnya untuk dijadikan bakmi kepiting. Maaf ya nggak ada foto bakminya, nggak ingat foto-foto waktu itu.


Saturday, October 29, 2011

eS.Te.De


    Kemarin Hari Sumpah Pemuda/28 Oktober, kemarinnya lagi Hari Blogger Nasional/27 Oktober. Begitu banyak peringatan dalam satu tahun yang semestinya dimaknai dengan kegiatan dan perbuatan yang membangun. Baiklah saya akan mulai nge-blog lagi. Memang mendisiplinkan diri itu lebih sulit daripada mendisiplinkan orang lain.
    Sekedar ingin berbagi cerita saat makan di sebuah plaza di kawasan Jakarta Pusat. Hari Jumat  jam istirahat lebih lama dari hari kerja biasanya. Seorang rekan meminta saya mengantarnya untuk mendaftarkan anaknya yang masih SD ikut lomba fashion show. Selesai pendaftaran kami pun menuju food court untuk makan siang, ternyata food courtnya penuh. Karena berbeda keinginan, kami memesan menu yang berbeda. Setelah muter-muter foodcourt, saya sampai di depan stand yang menjual nasi pecel... Wah baru nih kelihatannya, yang mengejutkan label 'warungnya' yang pake Bu X itu namanya sama dengan nama ibu saya.
    Boleh dicoba kayanya, ya sudah saya pun ikut ngantri bersama orang-orang yang mau makan pecel juga. Kalau dihitung saya dapat giliran ke 10 baru bisa nerima piring makan saya (eh bukan piring deng tapi piring anyaman gitu). Sistemnya bukan makan dulu baru bayar, tapi bayar dulu baru makan. Tadinya pengen makan nasi pecel sama telur balado tapi akhirnya saya ganti dengan nasi pecel + empal. Menu telah dipilih dan dibayar, mari kita mengantri.
     Setelah mengantri sekian lama tinggal satu orang lagi yang mesti saya tunggu. Antrian di depan saya itu seorang pria muda yang berdandan ala eksekutif . Ketika pelayan nasi pecel meracik  pesanannya, pria itu menyampaikan komplain :
"Eh kamu tuh dari tadi saya perhatiin nglayanin orang koq porsinya gak sama. Yang ini banyakan , yang lain dikitan. Samain dong"
Mas-mas pelayannya menjawab dengan takut-takut : "Ya kita nyesuaiin dengan yang beli, kalau misalnya ada yang minta nasinya sedikit ya dikurangi porsinya".
"Tapi bikin satu porsinya yang standard dong ukurannya, jangan beda-beda khan bayarnya sama. Saya kasih tahu ke kamu tuh biar yang beli disini gak kecewa. Siapa sih niy yang punya ?". Kata pria tersebut dengan nada tinggi.
Keliatan banget kalau mas-mas pelayan itu meracik orderan dengan agak-agak gemeteran gara-gara dimarahi.
    Yak sekarang giliran saya...hmm sebenarnya saya mau komplain 'itu empalnya gak ada yang kecilan lagi apa', tapi gak jadi lantaran sudah kasihan sama pelayannya hahaha. Saya memesan es teh manis untuk minumnya. Hadeuh ini mbak-mbak nya belum di training mungkin ya, masak ngaduk gulanya setelah es dimasukin. Lha kapaaan larutnya tuh gula ?!. Saya rasanya sudah gak mau nanya 'Siapa yang punya warung/outlet' itu tapi 'Kapan mau dijual nih outletnya?!' biar ibu saya aja yang gantian ngurusin jualan khan namanya udah sama tuh.
    Sampai sekarang saya masih mikirin gimana caranya bikin standard buat jualan pecel. Apanya yang dibuat standardnya, rasanyakah, proses pembuatannya kah, atau ukuran per porsinya. Ukuran per porsinya memang jelas mesti di standarkan tapi soal rasa gak cukup cuma  standard saja. Ingat waktu jaman kuliah, kalau ada sesuatu yang dikomen eS.Te.De (STD/Standard) itu artinya biasa aja alias gak istimewa.


Tuesday, September 6, 2011

Scarlet #1 : Bentuknya


Kemarin sore pulang naik mikrolet lagi seperti biasanya ...

Dua orang wanita bertubuh besar yang duduk di depan saya, lagi asyik buka-buka folder foto di HP milik salah satu dari keduanya.
Mbak 1 : "Dari dulu foto loe masih segitu-gitu aja ya"
Mbak 2 : (sambil senyam senyum) "Oh ya, bagus dong berarti gak boros.
             Awet muda" 
Mbak 1 : "Bukan itu, maksud gue...bentuknya.!.."
Mbak 2 : "$#%???!.."

Dan saya pun sibuk menahan ketawa :D