Friday, September 28, 2012

(09) Manuk Nom, DI Yogyakarta

 
     Hasil percobaan Mama bikin tape ketan hijau jadinya banyak banget, ada sepanci. Dimakan gitu aja lama-lama bosen, mana nggak habis-habis. Jadi deh mereka nongkrong di kulkas dulu. Saya ingat waktu ke Yogya nggak sempet nyobain dessert ala keraton yang bahannya dari tape ketan hijau, namanya Manuk Nom. Langsung aja googling nyari resepnya, dapat di Sajian Sedap .
     MANUK NOM 
-----------------------
BAHAN :
   250 ml santan dari 1/2 kelapa
   1 lembar daun pandan, potong-potong
   6 butir cengkeh  (saya nggak pake cengkeh)
   100 gram gula pasir halus
   3 butir telur
   60 gram tepung terigu
   400 gram tape ketan hijau, tiriskan
PELENGKAP :
   100 gram emping goreng
CARA MEMBUAT :

   1. Kocok telur, gula pasir, dan santan. Aduk hingga adonan tercampur rata.
   2. Masukkan tepung sambil diayak dan dikocok rata. Tambahkan tape ketan hijau, aduk.
   3. Tuang adonan ke dalam pinggan tahan panas yang sudah diolesi sedikit minyak goreng.
   4. Kukus diatas api sedang 10 menit. Aduk –aduk adonan. Kukus lagi 10 menit hingga 
       matang. Angkat. Dinginkan.
   5. Sajikan dengan emping goreng.
     Udah dijadiin Manuk Nom, ternyata sisanya masih banyak juga. Hadeuh kayanya tape ketan hijau itu mau ditransformasi jadi Madu Mongso saja lah besok.
 

Monday, September 24, 2012

Konvensi Nasional Insinyur Teknik Industri

     Pada bulan Juni lalu saya sempat mengikuti Konvensi Nasional Insinyur Teknik Industri, yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Hampir tidak jadi ikut sebelumnya karena undangan gratis sudah habis, sedangkan jika membeli tiketnya 400 ribu agak mahal buat saya. Tak disangka seorang rekan kerja memberikan undangan untuk saya, karena dia tidak bisa menghadiri konvensi tersebut. Memang kalau sudah rejeki tidak lari kemana. Alhamdulillah, sesuatuu banget gitu ya dapat undangan VIP seminar bergengsi. Konvensinya sendiri dilaksanakan di Hotel Borobudur.
     Saya mengikuti konvensi di hari kedua (tidak ikut hari pertama karena terlambat dapat undangan). Pesertanya mulai dari mahasiswa yang ikut research paper competition sampai dosen-dosen TI dari luar daerah. Saya tengok kiri kanan barangkali ada yang kenal. Pas foto-foto dengan Prof. Matthias Aroef (sesepuhnya Teknik Industri di Indonesia nih), baru ngeh ada Mbak Novi TIUI'99 yang ternyata udah jadi dosen juga. Yayy ada temen TIUI juga nih yang ikut. Sayangnya saya tidak ketemu dengan dosen-dosen saya karena mereka datang justru di hari pertama.
     Konvensi ini bertema De Bottlenecking Pembangunan Indonesia. Pembukaan hari kedua oleh perwakilan dari PII dan Bpk Indracahya selaku Ketua BK Teknik Industri. Dalam paparan sambutannya, para Insinyur Teknik Industri diharapkan mampu kembali bangkit berperan serta dalam memajukan dunia industri di Indonesia. Disinggung juga mengenai kecenderungan sarjana TI untuk beralih ke bidang-bidang lainnya karena masalah remunerasi. Hahaha iya sih,teman-teman saya juga mayoritas malah kerja di Bank. 

     Pembahasan mengenai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian Perindustrian. Dijabarkan berbagai sektor industri yang berperan penting bagi kemajuan ekonomi dalam negeri. Segmen terakhir mengenai Mobil Nasional menghadirkan Bpk Sukiyat, sang pionir Esemka dan Bpk Dasep Ahmadi, perakit mobil listrik.
     Acara semacam ini bermanfaat untuk memotivasi kembali para insinyur/sarjana TI untuk berperan serta di dunia industri Indonesia sekaligus sebagai sarana silaturahmi antar alumni TI dari berbagi universitas. Mudah-mudahan nanti BKTI PII kalau udah aktif lagi bakal punya banyak kegiatan yang bagus ya.

Monday, September 17, 2012

American Risoles

    Punya banyak putih telur sisa bikin kue kering mesti segera dicariin solusinya. Ntar kalau kelamaan bisa bau apek putih telurnya. Mau dibikin Lidah Kucing, udah males ngaduk-ngaduk adonan. Mau nyoba buat Macaron, nggak punya Almond bubuk. Mau dijadiin Chiffon cake kurang banyak putih telurnya. Akhirnya buat isian AmRis (American Risoles) saja deh. Apalagi di kulkas masih ada keju dan mayones, tinggal beli smoked beef sama tepung roti. Saya belum pernah bikin dadar gulung atau risoles sebelumnya. Ingat si Mama yang gagal bikin dadar gulung, saya juga jadi was-was takut gagal bikin kulitnya. Waktu buat kulit dadarnya jangan dibalik kaya bikin telur dadar ya, ntar sobek kulit dadar/risolesnya. Ini resep yang aku pake kemarin (dari majalah Kartini) yang disesuain sama bahan-bahan yang saya punya di rumah.
    AMERICAN RISOLES
-----------------------------------
Bahan kulit :
   100 gr Tepung Terigu (kalau mau lebih lentur pakai terigu yang buat roti)
   2 butir Telur
   300 ml Susu Cair
   50 gr Mentega, lelehkan
   1/4 sdt Garam
   sedikit merica bubuk
   sedikit kaldu bubuk instan rasa sapi
Bahan isi :
   5 lembar Smoked Beef, potong-potong panjang
   50 gr Keju Cheddar, potong balok (pake keju yang bisa meleleh juga enak)
   2 butir Telur rebus,potong balok (saya pakai 150 ml putih telur yang dikukus)
   3 sdm Mayones (dicampur dengan 1 sdm saus sambal)
Pelapis :
   1 butir Telur, kocok (saya masih pakai sisa putih telur)
   100 gr Tepung Roti (bread crumb)
Cara Membuat :

  1. Kulit risoles : Aduk terigu dengan bahan kering lainnya, masukkan telur. Aduk kembali. Tuangi susu sambil diaduk hingga tidak ada yang menggumpal lagi. Masukkan mentega leleh, aduk. Saring adonan supaya halus. Tutup adonan, diamkan selama 30 menit.
  2. Panaskan wajan ceper (saya pakai yang 12 cm), olesi dengan minyak/mentega. Tuangkan satu sendok sayur kecil adonan ke wajan. Putar wajan hingga adonan rata. Masak hingga matang, tapi belum coklat. Teruskan sampai adonan habis.
  3.  Ambil selembar kulit, isi dengan smoked beef, keju, telur, dan mayones. Lipat bentuk risoles.
  4.  Celupkan risoles dalam telur kocok/putih telur, gulingkan di tepung roti. Simpan dalam lemari es minimal 1 jam agar tepung roti benar-benar menempel.
  5.  Goreng dalam minyak panas sampai kuning kecoklatan. Tidak perlu lama-lama karena  semua bahan sudah matang.
       Untuk 16 buah risoles

Singkong Pelangi

      Ramadhan bulan yang istimewa, bukan hanya soal ibadah tapi juga soal makanan. Tak terhitung penjual Takjil yang mendadak bertebaran dimana-mana menjajakan beraneka makanan. Berbukalah dengan yang manis, begitu katanya. Dari mulai kurma, aneka es, kolak dan cemilan menggoda untuk mengisi buka puasa tiap harinya. Saya sama Mama udah janji untuk tidak berlebihan dalam menyiapkan buka puasa, terutama urusan yang manis-manis. Selain esensinya puasa adalah untuk memahami bagaimana rasanya saudara-saudara kita yang kekurangan sehingga kita dapat bersyukur dengan nikmat yang sudah kita terima. Puasa dapat menjadi detoks bagi tubuh dan saatnya istirahat sejenak buat alat-alat pencernaan yang tiap harinya kerja keras menggiling makanan. Jadi kalau udah di detoks mestinya nggak dicemari lagi sama yang aneh-aneh. Makan yang enak-enak boleh asalkan tidak berlebihan. Dari pengalaman yang sudah-sudah sih kalau puasa bukannya jadi kurus tapi berat malah naik, gara-gara kalau abis sahur terus tidur hehehe. Makanya kita nggak mau banyak makanan manis di puasa tahun ini, yang biasa aja kaya' teh manis ata sirup sudah cukup. Dari sebulan puasa saya cuma makan kolak sekali doang lho.
     Iseng nyobain resep buat penganan buka puasa, kebetulan ada singkong boleh dikasih tetangga. Tadinya mau bikin combro, tapi masa' gitu-gitu melulu masaknya. Ya udah bongkar-bongkar koleksi resep dan nemu resep Singkong Pelangi di tabloid Nova. Mau ditulis disini detail resepnya tapi itu lembaran tabloidnya nyelip entah dimana. Kebiasaan deh, barang kalau lagi dicari nggak ada, kalau nggak dicari malah tahu-tahu muncul. Intinya singkongnya diparut dicampur dengan santan kental, agar-agar bubuk, gula, garam kemudian diaduk rata. Setelah itu diletakkan dalam loyang atau dipulung bulat terus dikukus. Oiya jangan lupa diberi pewarna makanan (ingat bukan Rodhamin B) supaya bisa warna-warni seperti pelangi. Kalau sudah matang aduk dengan parutan kelapa muda. Pas masak singkong pelangi ini, masih ada pisang kepok kukus 2 buah. Saya potong-potong terus dicampur deh sekalian
.



Saturday, September 15, 2012

(08) Rendang, SumBar


    Yayy seneng banget sempat njepret gambar Rendang pas Lebaran kemarin, biasanya nggak pernah ingat. Saat Lebaran kami rutin menyajikan Rendang walaupun keluarga Jawa, sampai tanya sana-sini sama orang Padang biar hasilnya oke. Kadang bumbunya ditambahin ulekan cabe rawit biar rasanya nendang. Namun makanan ini sering menjadi jebakan simalakama buat kami yang agak sensitif dengan masakan berempah, apalagi kalau bumbu jadi yang dibeli di pasar kurang cocok. Bisa berabe walau makannya cuma sepotong dua potong, badan jadi berasa panas dan kulit bruntusan (berbintik-bintik kecil). Alhasil selebihnya dijadikan hantaran untuk saudara/tetangga. Senang rasanya mendengar mereka bilang Rendangnya enak dan tidak ikut bruntusan seperti kami. Akhirnya ritual bikin Rendang Lebaran tiap tahun jadi hal yang lucu, disela-sela giliran mengaduk  main tebak-tebakan  apakah Rendangnya nanti habis dimakan sendiri atau dimakan tetangga.
     Waktu lihat kontes My Food Story di detikfood.com, sebel banget deh ada yang ngambil foto Opor Kutai saya. Kalau buat kepentingan pribadi sih sebenarnya tidak masalah, tapi khan ini buat kontes. Semoga orangnya tidak menang huh. Eh lho koq jadi nyumpahin orang hahaha. Nanti belajar memproteksi blog ah.


Saturday, September 8, 2012

From The Wedding : Nita & Yoko

     Sekilas dari pernikahan Nita & Yoko, yang dipertemukan Tuhan melalui ide iseng-iseng berhadiah jodoh-jodohin orang dan akhirnya jodoh beneran. Ikutan jadi Pagar Ayu dengan kebaya yang dijahit secara ekspres akibat perubahan tanggal pernikahan yang mendadak. Cari-cari penjahit pada nggak sanggup ngerjain kebaya dalam waktu mepet. Untung Mama bisa menjahit, akhirnya desain dan jahit kebaya kita kerjain berdua saja. Lumayan hasilnya.
Makasih ya Ma !.
   Lucu juga lihat si Nita di dandanin ala pengantin Jawa begitu, jadi nggak kelihatan tampang Batak nya hehehe.
    Semoga mereka langgeng selamanya.