Yayy seneng banget sempat njepret
gambar Rendang pas Lebaran kemarin, biasanya nggak pernah ingat. Saat Lebaran kami
rutin menyajikan Rendang walaupun keluarga Jawa, sampai tanya sana-sini sama
orang Padang biar hasilnya oke. Kadang bumbunya ditambahin ulekan cabe rawit
biar rasanya nendang. Namun makanan ini sering menjadi jebakan simalakama buat
kami yang agak sensitif dengan masakan berempah, apalagi kalau bumbu jadi yang
dibeli di pasar kurang cocok. Bisa berabe walau makannya cuma sepotong dua
potong, badan jadi berasa panas dan kulit bruntusan (berbintik-bintik kecil). Alhasil selebihnya dijadikan hantaran untuk
saudara/tetangga. Senang rasanya mendengar mereka bilang Rendangnya enak dan
tidak ikut bruntusan seperti kami. Akhirnya ritual bikin Rendang Lebaran tiap tahun jadi hal yang lucu,
disela-sela giliran mengaduk main
tebak-tebakan apakah Rendangnya nanti
habis dimakan sendiri atau dimakan tetangga.
Waktu lihat kontes My Food Story
di detikfood.com, sebel banget deh ada yang ngambil foto Opor Kutai saya. Kalau
buat kepentingan pribadi sih sebenarnya tidak masalah, tapi khan ini buat
kontes. Semoga orangnya tidak menang huh. Eh lho koq jadi nyumpahin orang
hahaha. Nanti belajar memproteksi blog ah.
No comments:
Post a Comment