Tuesday, November 22, 2011

Cooking Demo Femina : Spesial Lebaran

     Sebenarnya acara ini sudah lama Sabtu, tanggal 6 Agustus 2011 (ini sih sudah lama banget ya) tapi baru sempat di posting sekarang. Dikarenakan  berbagai kesibukan (plus kemalasan :p) yang mendera akhir-akhir ini. Awalnya tahu info adanya Cooking Demo ini ya dari webnya majalah Femina . Ceritanya tuh Femina meluncurkan buku resep lebih tepatnya kumpulan resep yang berisi Resep Warisan Nusantara untuk Hidangan Lebaran. 
     Ya sudah deh saya beli lah itu Kumpulan Resep seharga Rp.30 ribu rupiah. Jujur aja bukan hanya karena tertarik pada resep-resepnya tapi Belly Ban yang ada di sampul depan buku ini bisa berfungsi sebagai tiket gratis ikut Cooking Demo buat 2 orang dan bisa ditukar dengan Goodie bag di tempat acara (teteup ada udang dibalik rempeyek hehehe).
     Lokasi Cooking Demonya di La Piazza, Kelapa Gading. Akhirnya saya mengajak rekan satu kantor untuk ikut serta. Ada satu hal yang agak merepotkan yaitu Dress Code nya , warna Oranye !. Saya nggak punya baju warna Oranye lantaran warna itu tidak termasuk warna favorit saya. Masa sih mau pinjam, malu ah. Tiap pulang kerja jadi deh saya intap-intip Dept. store nyari-nyari baju. Setelah sekian hari Bolero Oranye pun dipilih dan dibawa pulang.
    Hari H tiba, kita ke La Piazza langsung dari kantor.Pengumuman : ini pertama kalinya saya ke La Piazza lho. Sampai sana acara belum dimulai, daftar ulang dulu dan ambil Goodie bag. Abis itu duduk-duduk dulu sambil tengok kiri-kanan lihat suasana. Sebagian besar peserta adalah wanita, kalaupun ada bapak-bapak bisa ditebak mereka pasti diminta oleh para ibu-ibunya untuk nemenin. 
   --- edisi hidangan lebaran ---
--- set dapurnya --- 
     Di depan sudah siap set dapur dari untuk Cooking Demo. Oiya yang meragain masak-masaknya Chef Ragil Wibowo dipandu MC Harsya Subandrio. Masakan yang didemokan yaitu Rendang Paru Kering, Lapis Legit Prune dan Kue kering Lidah Kucing. Huufh saya nggak berhasil ngambil gambar MC nya, abis orangnya jalan kesana kemari jadi susah fotoinnya.
 
     --- aksi sang chef --- 
     Selain masak juga ada demo merangkai bunga dan dekorasi meja. Sesudah acara ada pembagian Doorprize, macam-macam dari mulai paket sabun cuci piring, rice cooker sampai oven. Hadeuh ngarep banget dapat Oven tapi memang bukan rejeki saya. Kalau di sinetron ada Putri yang Ditukar maka kali ini ada Doorprize yang Ditukar. Pemenang Oven tertukar dengan pemenang Rice Cooker, tampaknya panitia kurang teliti memperhatikan tampang pemenang Doorprizenya. Peserta acara pada kasak-kusuk ngomongin insiden ini. Kebetulan yang menang Oven (tapi dikasih rice cooker) duduknya nggak jauh dari saya. Pas saya tanya kenapa ibu itu tidak protes ke panitia, dia menjawab tidak enak hati sama yang lain.
     Acara selesai bertepatan dengan azan Magrib, peserta acara dibagikan Takjil dan teh botol. Nggak sempat fotoin Takjilnya, udah keburu dimakan. Sampai rumah langsung dibongkar Goodie bagnya buat absen apa aja isinya. Ada permen, biskuit, sampel kue kering, sabun cuci piring, margarin dan buku resep.  
--- isi goodie bag ---


Monday, November 14, 2011

Quote Of The Day


Your talent is God's gift to you.
What you do with it is your gift back to God.

( Leo Buscaglia )



* Hayoo kenali dan maksimalkan potensi masing-masing mulai sekarang juga *


Scarlet #2 : Opak Singkong


    Musim sudah bergeser ke musim hujan, guyuran air mulai rutin menyambangi Jakarta saban sore hari. Dampak negatif hujan sore hari adalah Macceettt !, ketika jam pulang kerja. Berhubung untuk naik angkutan umum harus terlebih dahulu naik ojek dari kantor saya, maka nunggu dulu hingga hujan agak reda. Masih hujan gerimis, jika cuaca dingin-dingin begini efek sampingnya biasanya tidak jauh dari dua hal, yaitu : ngantuk dan lapar !. Baiklah, saya tidak mengantuk tapi saya lapar... hiks hiks..
    Saat mikrolet sudah melewati perempatan Jambul (dari Kalibata ke arah Dewi Sartika) naiklah seorang pemuda, yaah mungkin umurnya dibawah 20 tahun. Sepertinya habis jualan, dia menjinjing dua kantong plastik besar, satu berisi kerupuk putih dan satunya lagi berisi Opak (kerupuk dari singkong). Wah pas bener nih buat cemal-cemil...nanya-nanya dulu ah sama yang jual.
    Saya           : "Berapaan nih ? " (nunjuk sebungkus opak)
                        Sebungkus isinya 3 buah opak yang berukuran selebar piring.
    Yang jualan : "Gocengan (Rp. 5.000) Teh"
    Saya           : (dalam hati) What??!
    Yang jualan : "Ambil tiga Rp.10.000" 
                        (kayanya dia lihat ekspresi ogah-ogahan saya hehehe)
      Saya           : "Ah gak usah banyak-banyak, satu aja"
                        (sambil memilih opak)
    Setelah mengambil opak, tanpa menawar saya kemudian menyerahkan selembar uang Rp.10.000 .
    Yang jualan : "Ya udah, goceng dua deh"                                     
                       (menyerahkan kembalian Rp. 5.000 dan sebungkus opak lagi)
       Saya        : (mikir) Dari Rp 5.000 , trus Rp. 3.300, terakhir jadi Rp 2.500 
                        sebungkus. Ga ditawar aja harganya turun terus, apalagi 
                        ditawar ya.
     Jadi sebenarnya harga jual Opak sebungkus tadi pasarannya berapa sih ?!. Ada yang tahu ???.


Kepiting Dandito - Balikpapan

    Meskipun judulnya ada kata Balikpapan tapi bukan berarti saya pulang travelling dari sana lho. Kalau diajak gratisan sih mau mau aja. Kebetulan kantor saya punya rute penerbangan Halim Perdanakusuma - Balikpapan, sayangnya Cargo jadi nggak bisa nebeng. Dengar punya dengar ada dua brand resto kepiting yang tenar sampai ke Jakarta dan kota-kota lain sebagai oleh-oleh yaitu Kepiting Kenari dan Kepiting Dandito. Nama yang pertama itu hanya nama resto nya saja yang pakai embel-embel Kenari tapi nggak jual Kepiting Kenari beneran katanya. Kasihan lah sama kepiting kenarinya, khan sudah dikategorikan dalam hewan yang dilindungi.
    Salah satu rekan kantor titip beli kepiting Dandito pada flight crew yang bertugas ke Balikpapan. Penasaran kaya gimana rupanya para kepiting seberang laut itu, saya pun ikut memesan. Esok hari satu box kepiting dijadwalkan tiba, saya sudah membayangkan makan kepiting pedas dengan nasi putih hangat hmm yummy.
    Kepiting siap makan (sudah dimasak) itu saya tebus dengan harga Rp 120 ribu. Saya tanyakan ke rekan kantor, dia pesankan kepiting saus apa. Dia bilang Saus Asam Manis. Jreng..jreng.. berarti nggak pedas dong!. Nggak seru makan seafood nggak pedas.
--- box kepiting dandito ---
      Baiklah kepiting sudah ditangan,sampai rumah baru dibongkar boxnya. Ternyata kepiting matang tersebut dibungkus dengan plastik tebal dan di sealed agar kedap udara.Isinya tiga ekor kepiting yang masing-masing dibelah dua. Setelah dicicipi rasanya, yaa sesuai namanya Kepiting Asam Manis (rada asin dikit sih).  Berhubung perlu perbaikan rasa, akhirnya kepiting tersebut mesti mendekam dulu dalam kulkas.
      Esok harinya, saya panaskan lagi kepitingnya plus tambahan bumbu bawang putih, merica,gula putih dan saus sambal. Biar mirip-mirip saus Padang gitu. Barulah dinikmati rame-rame dengan nasi putih hangat.
--- kepiting matangnya ---
       Ada sebagian orang yang tergila-gila dengan kepiting, tapi saya lebih milih udang daripada kepiting. Mama, saya dan adik-adik masing-masing cuma ngambil sepotong, 2 potong kepiting mesti mendekam di kulkas (lagi). Yang akhirnya saya ambil dagingnya untuk dijadikan bakmi kepiting. Maaf ya nggak ada foto bakminya, nggak ingat foto-foto waktu itu.