(14/02/2011)
Kali ini kita minta dijemput jam 8 pagi, karena takut kesiangan kaya kemaren. Langsung cabut ke Puri Saren Ubud. Sampe disana gerbangnya masih nutup aja gitu. Bah, kita kepagian !. Beruntung lokasinya sebrangan sama Pasar Ubud, jadi deh kita belanja. Para cewek-cewek kompakan beli celana bahan dengan kombinasi kain lurik (celana yg di kemudian hari disesali pembeliannya itu, karena kegedean ).
- Gerbang Puri Saren Ubud -
Sarapan yang gak seberapa bikin laper lagi buat beberapa orang. Usulan mengarah pada Babi Guling Ibu Oka yang sudah tenar hingga Jakarta Raya itu. Tapi kata Bli Made :"Oh itu bukanya jam 11-an". Nengok jam tangan 08.30. Aaargh kesiangan salah, kepagian juga salah. "Klo pulangnya (jalan2) aja gimana Bli?". "Biasanya jam 4 sore udah abis trus tutup". * garuk-garuk kepala *.
Meluncur ke Tegalalang, desa ini terkenal dengan sawah teraseringnya dan kerajinan kaca. Saya bertekad dari jauh-jauh hari buat mengungguli Dimas Cs yang ke Bali dan gak berhasil nemuin tempat ini. Alhamdulillah,sawahnya udah tandur(ditanami). Gak kebayang klo pas dateng ternyata sawahnya gundul abis panen. Sebagai penanggung jawab rute pasti saya dijitak rame-rame. Beli minuman di warung pinggir tebing (Basa-basi padahal mau nebeng tempat buat foto-foto).
- di Tegalalang -
Lanjut !. Kita ke Klungkung, obyek wisata Kerthagosa & Taman Gili. Ini sebangsa kantor pemerintahan dulunya, lengkap dengan balai pertemuannya. Sayang banget gak sempat mampir ke Museum Semarapura yang ada di sampingnya, akibat bayangan Pasar Sukowati yang menari-nari di depan mata.Untuk masuk ke Kerthagosa tiket masuk Rp.12.000, termasuk peminjaman kain. Namanya ke kantor ya memang harus sopan.
Saya masih di Kerthagosa, saat yang lain udah keluar gerbang karena mau ke ATM. Dan akhirnya bertemu dengan bapak2 berseragam PNS, sebut saja Bapak X.
Bapak X:"Udah dek, gak usah dilipet kainnya. Biar yang jaga aja nanti"
Saya :"Gpp Pak,cuma ngelipet aja koq gak susah"
"Bapak ngantor di sebrang ya?
(sambil nunjuk ke semacam kantor pemda di sebrang kerthagosa)"
Bapak X :"Iya,disini khan (kerthagosa) kantor jaman dulunya.
Pemda sekarang disana. Darimana Dek?"
Saya :"Dari Jakarta Pak"
Bapak X :"Rombongan datangnya?"
Saya : "Gak Pak cuma berlima dengan teman-teman"
Bapak X : "Ooo mahasiswa ya ?
Saya :"Sudah kerja koq Pak. Mari Pak" (pamit keluar gerbang)
*sejurus kemudian ngudak-ngudak tas ,cari cermin! ;D ".
(Istana Semarapura)
Dari Kerthagosa kita lanjut makan siang di tepi pantai, Pantai Lebih. Sayangnya saya nggak nanya dimanakah Pantai Kurang nya. Makan dengan set menu nasi yang dicampur dengan potongan ubi rebus,sate lilit ikan, sayur labu, dan lawar kangkung. Ternyata kita nggak bisa lama-lama disini karena tiba-tiba hujan turun.
Perjalanan kita lanjutkan dengan wisata belanja ke Pasar Sukowati. Pasar adalah playgroundnya para wanita, apalagi kalau pasarnya sekomplit Sukowati. Haiyaa saya kalap belanja aksesoris untuk sendiri maupun buat oleh-oleh. Yang parah sih Nita sama Lina, kalau bisa mereka pengen di pasar aja sampe pasarnya tutup hahaha. Dari Sukowati terus mampir ke Pusat oleh-oleh Krisna untuk beli makanan kecil.
Ubud memang tenang untuk ditinggali, tidak banyak hingar bingar tempat hiburan disana. Tapi malam itu kita memutuskan untuk keluar ke resto terdekat. Minum cappucinno sambil ngobrol-ngobrol. Pulang jam 11 malam, suasana sunyi senyap. Di tengah jalan terdengar anjing menggonggong sahut-sahutan. Dasar anak Jakarta mikirnya anjing mah di dalem pager rumah. Nggak tahunya huaaa mereka ada di jalanan. Jadilah kita jalan gandeng-gandengan lantaran takut diuber anjing, mana gede-gede anjingnya.
No comments:
Post a Comment