Tuesday, January 24, 2012

Saung Bambu, Tendean

    Tau sih kalau sekarang hari Selasa tapi pengen nyeritain kejadian hari Jumat yang lewat beberapa waktu silam. Biasa deh kalau jam makan siang hari Jumat, banyak karyawan yang ngabur kemana-mana lantaran waktunya lebih panjang dari hari kerja biasa. 
   Saat itu saya dan seorang rekan memutuskan untuk makan siang di food court di jalan Tendean, di sebelah gedung kantor salah satu televisi swasta. Bangunan foodcourt ini belum lama dibangun. Saya terlebih dahulu berkeliling untuk memilih makanan. Akhirnya saya berhenti di kios 'Saung Bambu' untuk memesan Nasi Bakar Ati Ampela plus urap dan mendoan. Total hanya Rp. 11 ribu saja. Untuk minumannya pesan Jus Mangga (Rp. 7 ribu) dari kios khusus Jus dan Sop Buah yang letaknya di pojok sebelah kanan tangga. Saya kurang memperhatikan nama kiosnya.

--- Nasi Bakar Ati Ampela ---
--- Jus Mangga ---
    Nasi bakarnya padat, baru ketahuan porsinya cukup banyak waktu 'dibongkar' hehehe. Ada sambel terinya juga. Makan disini sambil  tengok kanan kiri, pasti ada hal yang menarik untuk diperhatikan.
    Sayangnya setelah tengok sana sini nggak ada artis yang lagi makan disini. Mereka makan di resto kali ya, nggak di foodcourt. Adanya malah anak-anak abg yang perkiraan saya sih abis pada nonton program musik atau kuis gitu. Biasa lah nyari hiburan sekalian uang jajan dikit-dikit. Kabarnya abg2-abg yang suka nonton program musik di tv (yang berdiri di barisan depan) umumnya ada yang mengkoordinir. Anak abg itu bisa dapat imbalan Rp 30-50 ribu. Ga apa2-apa lah asal nggak keseringan, ntar nggak sekolah malah nonton mulu.
   Seperti meja di depan saya ini segerombolan anak muda (cowok-cowok) yang berdandan ala 80-an ini. Tenyata rekan saya (seorang ibu yang udah punya anak abg) ikut memperhatikan juga. Apa yang terbersit dalam pikiran kami pun sama : ''Bocah-bocah cowok ini koq lagaknya kemayu yaa?!". Si ibu satu  itu pun berkomentar, apa orang tua mereka nggak tahu kalau anak-anaknya gayanya kaya' gitu. Dandanannya sih tetep cowok, tapi gaya bicara dan jalannya halah halaah. Kami rasa mereka tetap lah para pria, tapi mungkin terbawa pergaulan saja. 
   Para remaja yang rata-rata masih galau mencari jati diri perlu figur contoh sebagai acuan. Mereka berupaya menjadi seperti sosok idolanya. Kala contoh yang dipilih bukanlah sosok yang tepat, maka salah juga pengikutnya. Sudahkah kita memilih sosok yang tepat sebagai figur idola ?.
   Ah Nasi Bakarnya koq jadi serius begini ya. 


No comments:

Post a Comment